Pohon waru merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropika di sekitar wilayah Pasifik Barat. Namun saat ini, waru telah tersebar hampir di seluruh wilayah Pasifik dengan beragam sebutan, seperti misalnya hau, sea hibiscus, hingga coastal cottonwood.
Secara morofologi, pohon ini memiliki pertumbuhan cepat antara 5 sampai 15 meter. Waru atau baru adalah spesies dari suku kapas-kapasan atau Malvaceae. Dibeberapa tempat, tumbuhan ini juga dikenal sebagai waru laut, dan dadap laut. Sebutan tersebut merujuk pada pohon dengan ciri dan karakteristik sebagai berikut:
1. Batang
Umumnya, pohon waru tumbuh dan menempati habitat di daerah tropis bertanah subur. Jika ditanam sesuai dengan habitatnya, maka pohon waru cenderung memiliki pertumbuhan batang lurus. Namun jika ditanam di tanah yang tidak cukup subur, maka batang tanaman akan sedikit bengkok dengan ukuran daun lebih lebar dan panjang. Pohon waru mempunyai batang yang mampu tumbuh mencapai ketinggian antara 5 meter hingga 15 meter. Ciri dari batang waru adalah berkayu keras, berbentuk bulat, terdiri dari banyak cabang dan berwarna kecokelatan.
2. Daun
Daun pohon waru termasuk dalam jenis daun tunggal dengan tangkai dan bentuk layaknya jantung atau bulat telur berdiameter 19 cm. Daun tanaman ini memiliki tulang menjari berwarna hijau yang di bagian bawahnya terdapat rambut berwarna abu-abu. Seperti halnya tanaman lain, daun waru berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, organ untuk menyerap sinar matahari dan respirasi.
3. Bunga
Bunga waru memiliki tandan yang di dalamnya terdapat 2 sampai 5 bunga serta 8 hingga 11 buah tajuk. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bunga pohon waru berwarna kuning cerah dengan bercak keunguan di bagian pangkal mahkota dalam. Saat bunga ini mulai tua, warnanya akan mengalami perubahan menjadi kuning kemerahan.
4. Buah
Buah waru cenderung berbentuk bulat layaknya telur yang diselimuti rambut tebal. Umumnya, buah ini terbagi menjadi lima ruang dengan panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat, dan memiliki biji berukuran kecil kecokelatan.
Tak hanya dikenal sebagai tanaman peneduh yang tidak merusak, pohon waru menyimpan berbagai manfaat lain yang tak kalah menarik. Namun kali ini, kita akan bahas pemanfaat daun waru bagi kesehatan yang mungkin masih jarang diketahui oleh banyak orang.
1. Mengobati Bisul
Manfaat pertama dari daun waru bagi kesehatan adalah membantu mengatasi bisul. Bisul merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Biasanya, bisul ditandai dengan munculnya benjolan berisi nanah dengan kulit memerah, bengkak, dan terasa hangat saat disentuh.
Salah satu pengobatan alami untuk mengobati bisul adalah dengan menggunakan daun waru yang diremas, kemudian diaplikasikan langsung di atas permukaan kulit yang mengalami bisul. Daun waru dipercaya mampu mempercepat kesembuhan bisul karena bersifat anti-bakteri dan anti-inflamasi.
2. Meringankan Batuk
Banyak yang tak mengira ternyata daun waru juga ampuh untuk mengatasi batuk. Biasanya, penyebab paling umum dari batuk adalah flu. Batuk juga bisa dijadikan indikasi penyakit saluran pernapasan yang disebabkan bronkhitis serta pneumonia. Sementara penyebab lainnya adalah dehidrasi dan stress.
Cara paling mudah mengolah daun waru untuk membantu mengencerkan dahak adalah dengan merebusnya menggunakan gula batu. Setelah itu, minum air rebusan tersebut secara rutin hingga batuk mereda.
Bukan hanya untuk batuk berdahak, pohon waru juga sangat berkhasiat untuk mengatasi batuk kering. Namun kali ini yang harus dimanfaatkan adalah kuncup segar bunganya. Kita cukup mengunyah dan menelan bunga pohon waru yang telah dicuci bersih untuk membantu meredakan peradangan pada tenggorokan.
3. Menurunkan Gejala Demam
Manfaat selanjutnya adalah mampu membantu menurunkan gejala demam yang ditandai dengan meningkatkan suhu sebagai reaksi perlawanan terhadap peradangan di dalam tubuh. Caranya cukup mudah, rebus daun waru dengan air secukupnya, kemudian minum secara rutin hingga demam mereda.
4. Meredakan Radang Sendi
Biasanya, radang sendi dipicu oleh banyak hal, mulai dari cedera, infeksi, penyakit degeneratif, hingga auto-imun. Gejala paling umum yang kerap dirasakan oleh penderitanya adalah nyeri dan kekakuan sendi, serta pembengkakan yang memicu menurunnya daya fungsi sendi.
Daun waru dipercaya mampu meredakan gejala radang sendi karena kaya akan kandungan alkaloid dan saponin. Keduanya memiliki efek analgesik atau anti-nyeri dan juga anti-spasmodik yang mampu merelaksasi otot polos. Sementara ekstrak daun waru sendiri membantu mengatasi nyeri dengan cara menghambat senyawa prostaglandin di dalamnya.
5. Obat Alternatif Tumor dan Kanker
Berbagai penelitian menunjukkan, ekstrak daun waru dapat membantu membunuh sel kanker dalam tubuh. Para ahli beranggapan, bahwa kemungkinan hal ini disebabkan adanya kandungan beragam senyawa dalam ekstrak daun waru, mulai dari alkaloid, saponin, tanin, dan senyawa lain selaku anti-oksidan.
Meski demikian, belum diketahui secara jelas bagian dari tanaman waru apa yang paling berpengaruh pada sel kanker tersebut. Bagian paling potensial dari sifat anti-tumor dan anti-kanker ini sudah pasti terdapat pada daun dan kulit kayunya.
Oleh sebab itu, masih dibutuhkan penelitian lebih mendetail untuk mengetahui bagian tanaman waru mana yang paling efektif untuk dijadikan obat alternatif tumor dan kanker.
6. Mengatasi Penyakit Kulit
Daun dan kulit kayu pohon waru ternyata juga sering digunakan sebagai obat tradisional untuk membantu mengatasi penyakit kulit yang tak kunjung sembuh. Mengingat daun waru memiliki sifat anti-bakteri, maka tak heran jika daun ini mampu meredakan penyakit kulit yang disebabkan infeksi bakteri.
Kendati demikian, belum ada penelitian yang menunjukkan tingkat efektivitas daun waru terhadap penyakit kulit dan jenis penyakit apa saja yang mungkin diobati oleh tanaman herbal penuh manfaat ini.
7. Mencegah Penuaan Dini
Selain anti-bakteri, daun waru juga dikenal sebagai salah satu daun mempunyai sifat anti-oksidan. Fungsi dari anti-oksidan adalah kemampuan dalam melawan radikal bebas dan mencegah kerusakan sel tubuh. Nah, radikal bebas inilah yang jadi faktor utama penyebab penuaan dini.
8. Mengatasi Kerontokan Rambut
Daun waru ternyata juga bisa digunakan untuk mengatasi kerontokan pada rambut. Sebuah penelitian membuktikan, bahwa produk sampho yang mengandung ekstrak daun waru cenderung lebih efektif untuk meringankan gejala rambut rontok. Meski demikian, tingkat efektivitas dalam setiap produknya tentu berbeda.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, daun waru mengandung saponin yang bisa dijadikan bahan pencuci sekaligus pemberi busa alami pada sampho. Tak hanya itu, daun waru juga mengandung flavonoid yang bersifat anti-mikroba untuk menekan bertumbuhan bakteri dan virus. Itulah sebabnya, mengapa daun waru dikatakan mampu mempercepat pertumbuhan rambut sekaligus mencegah kerontokan
Pohon waru merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropika di sekitar wilayah Pasifik Barat. Namun saat ini, waru telah tersebar hampir di seluruh wilayah Pasifik dengan beragam sebutan, seperti misalnya hau, sea hibiscus, hingga coastal cottonwood.
Sebaran alami waru meliputi pantai-pantai Asia Tenggara, Oceania dan Australia utara dan timur. Selain itu, sebarannya juga mencapai Australia barat daya, Afrika bagian selatan, serta Hawaii sebagai tanaman liar.
Pohon waru merupakan salah satu jenis tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai pohon peneduh jalan, tepi sungai, hingga tepian pantai. Di Indonesia, waru disebut dengan berbagai nama, antara laun baru (gayo, belitung, madura, makassar, sumba, halmahera), dadap laut (pontianak), baru dowongi (ternate dan tidore), waru (sunda, jawa, bali, bugis, flores), haru, halu, faru, fanu (beberapa bahasa di maluku).