Detail Jenis Tanaman

Nama Jenis Tanaman
: LAMTORO
TAKSONOMI
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub Divisi
:
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales Famili
Family
: Apocynaceae
Sub Family
:
Genus
: Leucaena
Spesies
: Leucaena leucocephala
TAHUN TANAM
2020
MORFOLOGI

Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30 °C); ketinggian di atas 1000 m dpl dapat menghambat pertumbuhannya. Tanaman ini cukup tahan kering dan bisa ditanam di mana-mana, termasuk di wilayah dengan curah hujan antara 650—3.000 mm (optimal 800—1.500 mm) pertahun.

1. Pohon

Pohon atau perdu memiliki tinggi hingga 20 m; meski kebanyakan hanya sekitar 2-10 m. Percabangannya rendah dan banyak, dengan pepagan berwarna kecokelatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting-rantingnya berbentuk bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat.

2. Daun

Daunnya majemuk dan berbentuk menyirip rangkap, siripnya berjumlah 3-10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah; daun penumpu kecil, bentuk segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20 pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang, 6-16 (-21) mm × 1-2 (-5) mm, dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai.

3. Bunga

Bunganya majemuk berupa bongkol bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol; tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 12–21 mm, di atas tangkai sepanjang 2-5 cm. Bunga kecil-kecil, berbilangan-5; tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, lk 3 mm; mahkota bentuk solet, lk. 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai, lk 1 cm, lepas-lepas.

4. Buah

Buahnya polong berbentuk pita lurus, pipih dan tipis, 14–26 cm × 2 cm, dengan sekat-sekat di antara biji, hijau dan akhirnya cokelat kehijauan atau coklat tua apabila kering jika masak, memecah sendiri sepanjang kampuhnya. Buah lamtoro mengandung 15-30 biji yang terletak melintang dalam polongan, berbentuk bulat telur sungsang[13] atau bundar telur terbalik, dengan warna cokelat tua mengkilap yang berukuran 6–10 mm × 3-4,5 mm. Bijinya mirip petai, namun berukuran lebih kecil dan berpenampang lebih keci

MANFAAT

Sejak lama lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh, pencegah erosi, sumber kayu bakar dan pakan ternak. Di tanah-tanah yang cukup subur, lamtoro tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ukuran dewasanya (tinggi 13–18 m) dalam waktu 3 sampai 5 tahun. Tegakan yang padat (lebih dari 5000 pohon/ha) mampu menghasilkan riap kayu sebesar 20 hingga 60 m³ per hektare per tahun. Pohon yang ditanam sendirian dapat tumbuh mencapai gemang 50 cm. Jika ditanam di dekat-dekat pohon lainnya, maka pohon di sampingnya akan kekurangan sinar matahari. Oleh sebab itu, biasanya lamtoro/petai cina ditanam sebagai pohon pelindung/peneduh, dan untuk menanggulangi terjangan angin ribut. Tumbuhan ini juga dapat dipakai untuk pupuk hijau -dengan cara membenamkan daun pangkasnya sebagai pupuk dalam tanah.

1.  Kayu

Lamtoro sangat disukai sebagai penghasil kayu api. Kayu lamtoro memiliki nilai kalori sebesar 19.250 kJ/kg, terbakar dengan lambat serta menghasilkan sedikit asap dan abu. Arang kayu lamtoro berkualitas sangat baik, dengan nilai kalori 48.400 kJ/kg.

2.  Daun & bagian lain

Daun-daun dan ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia, tertinggi di antara jenis-jenis polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 5–8 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya, akan memberikan hasil paling ekonomis.

3.  Obat-obatan

Biji lamtoro terasa pahit dan netral. Tumbuhan ini merupakan peluruh air seni (diuretik) dan cacing usus. Selain mengandung mimosin, leukanin, leukanol, dan proteindaun tumbuhan ini juga mengandung alkaloid, saponinflavonoidtanin, protein, lemakkalsiumfosforbesi, dan sejumlah vitamin (A, B1, dan C). Untuk pemakaian sebagai obat, biji dan seluruh bagian tumbuhan ini dipakai. Bijinya dikeringkan dan dijadikan bubuk. Sebanyak 1 sendok teh biji yang direbus dalam 1/2 cangkir panas dapat digunakan untuk obat kencing manis. Oleh suku Sunda di Jawa Barat, kunyahan pucuk muda daun lamtoro bisa digunakan untuk ditempelkan pada luka yang disebabkan oleh benda tajam. Juga, di Cilacap, buah lamtoro yang dicampur dengan kulit batang talas dapat dipergunakan untuk mengobati luka teriris pisau.

Berikut adalah beberapa penelitian di bidang tumbuhan obat mengenai lamtoro:

  • Ekstrak metanol lamtoro dapat menyebabkan berkurangnya berat badan dan panjang fetus (janin) seiring dengan meningkatnya dosis pemberian, tapi tidak bermakna secara statistik.
  • Selain itu juga, telah diteliti pengaruh ekstrak biji Leucaena leucocephala (Lam) de Wit (Mimosaceae) terhadap toleransi glukosa dan kadar glukosa darah tikus diabetes yang diinduksi dengan aloksan tetrahidrat dosis 250 mg/kg bb. Ekstrak yang diberikan secara oral dosis 0,5 g/kg dan 1 g/kg bb (berat badan) menunjukkan penurunan kadar glukosa darah tikus diabetes yang berarti sebesar 27,28 mg/dL dan 43,72 mg/dL, efek penurunan ini lebih kecil dibandingkan terhadap tikus yang diberi gliklazid 7,2 mg/kg bb.
  • Pada tahun 2006, telah dibuktikan bahwasanya ekstrak air dari biji lamtoro dapat bertindak sebagai agen penurun gula darah pada mencit yang pankreasnya itu telah diinduksi oleh streptozotocin. Ditemukan, β-cell dari pankreas juga ikut terlindungi dari efek nekrotik dari biji lamtoro. Pada akhirnya, disimpulkan bahwasanya ekstrak air dari lamtoro menunjukkan efek anti-diabetes yang signifikan setelah diberikan secara oral.
SEJARAH

Lamtoro berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, dan dari situ kemudian menyebar luas. Penjajah Spanyol membawa biji-bijinya dari sana ke Filipina pada akhir abad XVI. Dari tempat ini mulailah lamtoro menyebar luas ke pelbagai bagian dunia. Lamtoro ditanam sebagai peneduh tanaman kopi, penghasil kayu bakar, serta sumber pakan ternak yang lekas tumbuh. Lamtoro mudah beradaptasi, dan dengan cepat tanaman ini menjadi liar di berbagai daerah tropis di Asia dan Afrika; termasuk pula di Indonesia.

JUMLAH
9