MORFOLOGI
Ciri morfologi yang ada dalam tanaman bintaro. Antara lain;
- Batang
Tanaman ini dapat memiliki ketinggian mencapai 10 sampai dengan 20 meter. Pohon bintaro memiliki batang yang tegak yang berbentuk bulat, berkayu serta berbintik-bintik hitam.
- Duan
Daun yang dimiliki pohon bintaro memiliki ciri-ciri, antara lain daun tunggal dan berbentuk lonjong, tepi daun rata, ujung pangkalnya meruncing, pertulangan daun menyirip, permukaan licin, dengan ukuran panjang 15-20 cm, lebar 3 sampai dengan 5 cm, dan bewarna hijau.
Selain itu, alat reproduksi tanaman ini adalah dengan bunga yang memiliki karakteristik bewarna putih, berbau harum,dan terletak di ujung batang. Bunganya termasuk dalam bunga majemuk yang memiliki tangkai putik 2-2,5 cm dengan kepala sari bewarna cokelat dan kepala putiknya bewarna hijau keputihan.
- Biji
Di dalam buah bintaro ini terdapat bagian biji yang berbentuk oval, panjang, pipih, dan warnanya putih. Pohon bintaro diperkuat dengan akar yang kokoh bersifat akar tunggang bewarna cokelat.
Buahnya mirip mangga kecil saat warnanya masih hijau dengan serat batok hijau yang menutup biji bulat berukuran 2 cm x 1,5 cm dan terdiri dari dua bagian daging buah. Jika terpajan oleh udara, biji putih ini akan berubah menjadi warna ungu, kemudian abu-abu tua dan akhirnya berubah menjadi coklat atau hitam.
Bagian tumbuhan ini menghasilkan getah bewarna putih susu. Pohon ini di berbagai Negara di dunia juga banyak tumbuh, sebagaimana di India, Bangladesh, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.
- Akar Tanaman Bintaro
Untuk morfologi yang terakhir adalah akar yang dimiliki oleh tanaman bintaro. Akar dari tanaman bintaro merupakan sebuah akar yang bersifat tunggang. Anda harus tahu kalau akar ini berfungsi untuk memperkuat atau memperkokoh pohon dari tanaman bintaro ini. Akar tanaman bintaro akan bertugas untuk menyerap sari makanan dan juga mineral yang ada didalam tanah. Selain itu, tanaman bintaro pada hal yang sebenarnya memiliki warna yang kayak tanaman lainnya. Karena warna yang dimiliki oleh tanaman bintaro merupakan warna yang coklat.
Menurut penelitian Faperta IPB, buah Bintaro terdiri atas 8% biji dan 92% daging buah. Berdasarkan penelitian tersebut, pada tanaman Pohon Bintaro ini memiliki berbagai efek yang bisa dinamnafaatkan kanduangannya, seperti insektisida, antifungi, antioksidan, dan juga antitumor.
Cerbera manghas sejatinya juga mengandung beberapa senyawa metabolit yang bersifat sekunder, seperti saponin, terpenoid, polifenol, dan alkaloid.
Senyawa ini bersifat polar karena mengandung nitrogen dan senyawa golongan fenol sehingga larut dalam pelarut polar atau semipolar. Pada biji bintaro telah diisolasi 6 senyawa jenis baru dari cardenolid glikosida yaitu 3β-O(2’-O-acetyl-α-L-thevetosyl)-14β-hydroxy-7-en-5β-card-20(22)-enolide, (7,8 dehydrocerberin), 17 β-neriifolin, deasetiltahnginin, tangh-inin, cerberin, dan 2’O-acetyl-cerleaside. Dari keenam senyawa yang telah dibebutkan tersebut, khusus untuk cerberin yang memiliki potensi kardioksitas.
Secara tradisional, bagian-bagian yang ada dalam Pohon Bintaro dapatlah digunakan atau dimanafaatkan sebagai obat pencahar, emetik, anti-rematik, sedatif, anti-nosiseptif, dan aktifitas toksik pada sistem saraf pusat dan jantung.
Diakui ataupun tidak, pohon bintaro atau buah bintaro ini dikenal dengan berbagai nama. Di daerah Pasifik disebut dengan Leva (Samoa), Toto (Tonga), Vasa (Fiji), ada pula yang menyebutnya mangga laut (sea mango).
Sedangkan untuk diberbagai daerah Indonesia juga dikenal dengan beranekaragam sebutan, seperti halnya di daerah Sumatera dikenal dengan madangkapo (Minangkabau), dan Bintan (Melayu), untuk daerah Jawa Pohon binatro dikenal dengan Nama Bintaro (Sunda dan Jawa), di daerah Nusa Tenggara dikenal dengan sebutan bilutasi (Timor), di daerah Sulawesi dikenal dengan sebutan lambuto (Makasar) dan goro-goro (Manado) sedangkan di daerah Maluku dikenal dengan sebutan wabo (Ambon), goro-goro di daerah guwae (Ternate).